Otocorner.com – Gelaran Brotherland 2018 baru saja berjalan. Acara trail adventure yang diselenggarakan oleh gabungan para offroader dari Jawa Tengah ini mengambil lokasi start di Rest Area km 20 tol ungaran dan finish di Agro Tlogo Resort Tuntang Kabupaten Semarang.
Sebanyak 354 offroader mengikuti acara yang dikemas apik dalam bentuk privat trip selama 2 hari ini. Artinya, acara ini dibuat eksklusif untuk para offroader penikmat jalur tanpa ada hadiah apapun karena sejatinya peserta memang dibatasi hanya untuk 300 offroader saja. Namun karena antusias para offroader membludak maka kuotanya di tambah.
Tercatat banyak peserta hadir dari seluruh penjuru tanah air. Seperti dari Aceh, Palembang, Lampung, Kutai Barat, Menado, NTB, Papua, NTT, Bali, Makasar, Wakatobi, Banjarmasin, Jateng, Jatim, Jakarta dan Jabar.
“Gelaran ini spesial kita buat untuk kawan kawan offroader yang ingin menikmati jalur di Semarang. Selain itu juga sebagai sarana untuk silaturahmi para offroader penikmat jalur dari berbagai kota di Indonesia” buka Johanes selaku panitia gelaran Brotherland 2018 ini.
Setelah pelepasan start yang dilakukan oleh Wakapolres Semarang Kompol Cahyo Widyatmoko Sik.MH, offroader langsung disuguhi tanjakan kebun karet disekitar daerah Penggaron. Tanjakan ini mempunyai beberapa pilihan yang bisa dilalui oleh motor build up, motor lokal ataupun jalur melipir.
Untuk track pertama di hari sabtu (1/12), jalur dibagi menjadi 2 zona yaitu zona A dan B. komposisi jalur tersaji lengkap seperti lintasan tanah merah, tanah coklat, batu cadas, sungai berbatu serta lumpur.
Di zona A yang mempunyai panjang 40 kilometer, offroader disuguhi jalur berliku single track dan juga menyusuri sungai berbatu. Jalur susur sungai ini cukup panjang dan menguji stamina serta kelincahan para offroader. Jika kurang lincah memilih jalur dan melewati bebatuan yang besar, maka stamina cepat terkuras dan tangan akan terasa pegal.
“Zona A ini benar benar menguji stamina dan kemampuan offroader. saya dibuat lemas di Zona tersebut. Namun secara keseluruhan kita sangat puas dengan jalur yang disajikan,” papar Ad Gozieb, offroader yang datang dari pulau Wangi-Wangi Wakatobi Sulawesi Tenggara.
Sebagai pelengkap di zona A dan menjelang memasuki pos makan, peserta di beri lintasan lumpur yang dijuluki lumpur jahanam serta cukup menguras stamina. Tantangan di lumpur Jahanam ini, jika sampai putaran gas terhenti di tengah lintasan lumpur, maka kemungkinan besar motor akan berhenti dan menancap.
“Di zona A, jalur yang disajikan merupakan kategori teknikal hard enduro. Harus pintar memilih jalur dan mengatur ritme rpm motor,” papar Aryo Bawen selaku pembuat jalur di acara Brotherland ini.
Setelah selesai makan siang dan memasuki zona B yang mempunyai panjang 40 kilometer, peserta sedikit dimanjakan dengan diberikan lintasan yang lebih santai. Handicap yang sifatnya teknikal banyak dikurangi mengingat stamina offroader sudah banyak berkurang.
Dari keseluruhan peserta yang ikut offroad di hari pertama, rata rata membutuhkan waktu 8 hingga 9 jam untuk menyelesaikan seluruh zona A dan zona B. Bahkan ada yang membutuhkan waktu lebih lama karena terguyur hujan di tengah jalur.
“Kami berusaha semaksimal mungkin untuk menyuguhkan jalur yang terbaik di hari pertama ini semoga saja para offroader yang datang bisa puas dengan racikan jalur offroad yang kami sajikan,” kompak Johanes dan Aryo berbarengan. (OC1)