Olahraga offroad dengan motor trail semakin banyak diminati oleh berbagai kalangan. Setiap akhir pekan, banyak orang yang menghabiskan waktunya dengan ‘bersusah payah’ melewati jalur offroad melintasi hutan ataupun pegunungan.
Namun perlu diketahui, offroad trail adventure termasuk salah satu kegiatan yang sangat menguras tenaga dan daya tahan tubuh. “Oleh sebab itu, konsumsi makanan dan minuman harus selalu diperhatikan dan dijaga. Agar nantinya badan tidak kaget dan jatuh sakit setelah melakukan olahraga trail adventure” buka Pieters Tanujaya, krosser senior yang demen main trail adventure.
“Seringkali, orang menyepelekan tentang asupan makanan dan minuman serta istirahat yang cukup dikala sedang melakukan offroad trail adventure. Bukan malah menjadi lebih sehat, justru setelah melakukan offroad badan terasa lemas dan jatuh sakit. Bahkan untuk jangka panjang, ada beberapa organ dalam yang menjadi tidak sehat” tambah Ricky, penggemar trail adventure asal kota Bandung.
Untuk menghindarinya, sobat harus mulai membiasakan diri untuk menjaga asupan makanan, minuman serta istirahat yang cukup disaat sedang ‘trabasan’. Dianjurkan untuk mengkonsumsi 6 sampai 8 gelas air putih atau 2 botol air mineral kecil ketika sedang beraktifitas ‘trabasan’. Air putih ini bertujuan untuk menggantikan cairan dalam tubuh yang dikeluarkan dalam bentuk keringat ketika sedang beradventure. Sehingga resiko penyakit ginjal menjadi kecil.
Kemudian pola makan pun juga harus diperhatikan. “Usahakan untuk menyempatkan makan disiang hari. Selain itu selalu membawa makanan yang manis seperti coklat untuk cemilan dikala sedang adventure. Coklat sangat berguna untuk menggantikan energi tubuh yang hilang” terang Ucok, pemilik Hot MX asal Baturaja, Sumsel yang juga rajin beradventure.
Luangkan juga waktu setiap 1 atau 2 jam sekali untuk beristirahat dan berteduh selama 5 sampai 15 menit. Jangan pernah memaksakan diri untuk terus diatas motor dan tidak beristirahat. “Bisa bisa pingsan dijalan dan berakibat fatal. Sudah banyak kejadian buruk akibat memaksakan diri tidak beristirahat ketika sedang ‘trabasan’. Seperti dikalimantan misalnya” tutup Frans Tanujaya yang juga merupakan salah seorang pendiri komunitas Trabas Bandung. (OC1)