Silampari Trail Adventure Lubuklinggau (18/11), Jalur Istimewa Melintasi kebun Durian
Jalur offroad tentunya menjadi sajian yang utama untuk suatu gelaran event trail adventure. Seperti halnya yang disajikan oleh Komunitas Trail community ANTAC, EXTC, RTC, KATES, MAC, RHB yang berada di kota Musirawas dan Lubuklinggau, Sumatera Selatan serta FKPD Kota Lubuklinggau dalam menggelar acara Silampari Trail Adventure (STA) pada 18-19 November 2017 lalu.
Gelaran yang merupakan kolaborasi antara pemerintah kota Lubuklinggau dengan komunitas trail adventure di Musirawas dan Lubuklinggau ini mampu menyedot perhatian lebih dari 2400 offroader se-Indonesia. Tentunya karena tertarik dengan jalur dan berbagai rangkaian acara yang telah disediakan.
“Kami berusaha memberikan yang terbaik kepada seluruh offroader yang hadir di kota Lubuklinggau ini dengan harapan mereka dapat memacu adrenalin hingga maksimal” kompak Joe Revo dan Rezza Fahlepi selaku pembuat jalur di gelaran STA ini.
Jalur yang eksotis dan memacu adrenalin pun disiapkan oleh panitia yang terbagi dalam 4 etape. Start dari Stadion Silampari kota Lubuklinggau, para offroader memasuki etape 1 dengan lintasan open track. Hal ini ditujukan agar tidak terjadi penumpukan pada saat permulaan.
Kemudian masuk melintasi etape 2 atau jalur 2, beberapa lintasan single track turut disuguhkan. Jalur ini dibuat berliku liku agar adrenalin bisa turut terpacu.
Istimewanya, di jalur 2 ini mayoritas merupakan kebun buah Durian yang memang menjadi salah satu andalan komoditi kota Lubuklinggau dan Musirawas ini. Sayangnya karena permulaan musim, durian yang siap makan belum begitu banyak tersedia.
Masuk di pos istirahat yang berada di Air terjun dan lokawisata Temam yang sangat indah, para offroader bisa bersantai sambil menikmati buah durian yang dijajakan oleh warga sekitar. Harganya memang masih cukup mahal. Perbutir durian antara 40 hingga 50 ribu. Padahal jika sedang panen raya, durian disini harganya hanya berkisar antara 5 ribu hingga 20 ribu rupiah.
Melanjutkan perjalanan di etape 3, perpaduan jalur single dan open track coba disajikan oleh tim jalur STA. para offroader bisa membuka throttle gas di jalur ini. Lintasan tanah coklat dan tanah merah banyak dijumpai di jalur. Hanya saja jika tersiram hujan, jalur 3 ini bisa menjadi handicap yang cukup menguras tenaga karena bakal menjadi tanah keramik.
Memasuki jalur yang ke 4 atau etape terakhir, panitia membuat beberapa handicap agar para peserta STA bisa terpacu kembali adrenalinnya. Seperti tanjakan sepanjang 250 meter dengan elevasi mencapai 70 derajat. Juga turunannya yang cukup curam sehingga banyak peserta yang memilih untuk menuntun motor tunggangan mereka masing masing.
Berbagai hiburan seperti live music sepert Rock n Roll, slow Rock dan DJ pun dipersiapkan oleh panitia di garis finish yang berlokasi di Stadion Silampari kota Lubuklinggau.
“Hiburan ini kita persembahkan untuk para offroader sebagai pelepas lelah dan penat setelah seharian berada di jalur” tutup Arien dan Didit Delta yang bertindak sebagai panitia hiburan. (OC1)